
Sejarah Persik Kediri. Berikut ini adalah artikel mengenai Sejarah Persik Kediri. Profil Persik Kediri, Daftar Peach Squad 2017-2018 dan Sejarah Persik Kediri. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Persik Kediri) adalah sebuah klub sepak bola yang berasal dari Kediri, Jawa Timur. Tim Persik Kediri didirikan pada 19 Mei 1950 dan bermarkas di Stadion Brawijaya. Klub ini adalah tim yang memiliki banyak prestasi dan telah melahirkan banyak pemain berkualitas. Persik memiliki suporter fanatik yang selalu menemani saat bertanding, yakni Persikmania.
Persik Kediri didirikan pada tanggal 9 Mei 1950 yang dipimpin oleh Bupati Kediri saat itu, R. Muhammad Machin. Karena pada waktu itu masih berupa kabupaten, tidak seperti sekarang yang terbagi atas kabupaten dan kota. Hal pertama yang dilakukan Muchin adalah mendesain bendera tim yang dibantu oleh Giok Djie dan Kusni. Desain asli bendera itu berwarna merah di bagian atas dan hitam di bagian bawah dengan tulisan di tengah dua warna PEACH.
Sejarah Persik Kediri
Persik Kediri terdaftar di PSSI sebagai tim serikat PSSI. Persik sendiri memiliki beberapa klub anggota, antara lain PSAD, POP, Dhoho, Radio, dan Indonesia Muda (IM). Dalam tiga dekade (1960 hingga 1990-an) prestasi Persik belum menonjol, bahkan di tingkat nasional, mereka masih kalah dengan “adiknya” Persedikab Kabupaten Kediri, yang pada 1990-an tercatat mengikuti kompetisi Ligina dua kali. Sejak ditangani Walikota, Drs. HA. Maschut menunjukkan perubahan peningkatan.
Untuk melakoni debutnya di tingkat nasional, Persik Kediri merekrut mantan pelatih timnas Indonesia pra Piala Dunia, Sinyo Aliandoe untuk berlaga di Divisi I periode 2000-2001. Namun, Sinyo bertahan satu tahun di Persik Kediri. Kemudian setelah Om Sinyo mengundurkan diri, Persik Kediri mendatangkan pelatih bertangan dingin, Jaya Hartono. Sedangkan urusan di dalam dan di luar stadion H.A. Maschut meminta bantuan menantunya, Iwan Budianto yang sebelumnya menjadi manajer tim Arema Malang.
Saat ditangani oleh Iwan Budianto dan Jaya Hartono, Macan Putih mulai bangkit dan mampu menjuarai kompetisi Divisi I PSSI 2002. Sekaligus mengantarkan Persik Kediri ke puncak kompetisi saat itu pada Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2003.
Juara Liga Indonesia 2003 dan 2006
Sejak kompetisi digelar pada Januari 2003, Persik telah mengklaim diri sebagai tim dari daerah yang melakukan lebih dari sekadar “terobosan”. Tekad ini terukir di hati para pemain, sehingga dengan usaha keras dan dramatis, Persik mampu mencuri perhatian publik sepak bola tanah air setelah sukses memboyong Piala Presiden setelah mengukuhkan diri sebagai juara Ligina IX/ 2003. Persik mampu menghancurkan harapan tim-tim besar, seperti PSM Makassar, Persija Jakarta, dan Persita Tangerang yang saat itu berambisi besar menjadi juara di kompetisi paling bergengsi di Nusantara.
Piala Presiden kembali berlabuh di kota Kediri setelah Persik menjuarai kompetisi Divisi I Ligina XII/2006 setelah mengakhiri perlawanan sengit PSIS Semarang dengan skor 1-0 pada final yang digelar di Stadion Manahan Solo. Untuk mendapatkan prestasi seperti itu tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Persik yang awalnya diremehkan berubah menjadi tim yang haus kemenangan. Hal ini terlihat di awal-awal kompetisi LBM IX, Persik tersandung bahkan berada di peringkat 13 klasemen.
Pelan tapi pasti, kemenangan demi kemenangan diraihnya hingga di babak pertama Persik sempat memuncaki klasemen. Dan di babak kedua, performa Pesik semakin stabil hingga kompetisi berakhir. Persik berhasil menjadi juara.
Punya pemain asing
Diperkuat tiga legiun asing asal Chile, yakni Fernando, Juan Carlos dan Alejandro Bernald, pada 2002 Persik menorehkan tinta emas setelah sukses merebut Juara Divisi I PSSI, di mana laga keempat digelar di Manado. Pencapaian ini memastikan Persik masuk ke Divisi Utama Liga IX/2003.
Namun, sebelum mengikuti kompetisi paling bergengsi di tanah air, Persik mencatatkan prestasi gemilang setelah sukses merengkuh Piala Gubernur Jawa Timur I/2004 pertama di Surabaya. Gelar kembali diraihnya pada Piala Gubernur III/2005 di Gelora Delta Sidoarjo setelah mengakhiri perlawanan tim debutan Persekabpas, Kabupaten Pasuruan. September 2006 lalu.
Tangan Dingin di Balik Persik. Prestasi Persik tidak lepas dari perjuangan dan kegigihan beberapa tokoh sepak bola di kota Kediri. Sejak 1999 Walikota Drs H.A. Maschut memegang posisi Ketua Umum. Ia dibantu oleh J.V. Antonius Rahman yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPRD Kediri sebagai Ketua Harian Persik dan tokoh sepak bola, Barnadi sebagai Sekretaris Jenderal.
Namun, perjuangan Iwan Budianto sebagai manajer tim untuk mengangkat citra Kota Kediri di lapangan sepak bola bersama Eko Soebekti dan Suryadi, masing-masing menempati posisi asisten manajer operasional dan asisten manajer keuangan.
Pengurus
Untuk arsitek di lapangan, baik pengurus maupun manajemen saat itu menunjuk mantan pemain asal Niac Mitra Surabaya, Jaya Hartono, dibantu mantan pemain asal Arema Malang, Mecky Tata untuk bertindak sebagai asisten pelatih. Nama Iwan Budianto dan Jaya Hartono sudah lama dikenal oleh publik sepak bola tanah air. Sebelum bergabung dengan Persik, Iwan Budianto adalah manajer tim Arema Malang di Liga V 1998/1999. Saat itu Arema menduduki peringkat ketiga di grup tengah II.
Sementara itu, Jaya Hartono sudah tidak asing lagi. Selain bermain untuk beberapa klub Galatama, mulai dari Niac Mitra, Petrokimia Putra, BPD Jawa Tengah, Grup Assyabaab Salim Surabaya, PKT Bontang hingga karirnya di timnas PSSSI selama sepuluh tahun dari 1986 hingga 1996. Sebagai orang yang bertangan dingin, Jaya Hartono membawa Persik sebagai Juara Liga IX/2003 untuk Persik. Namun sayang Jaya Hartono pada 2006 meninggalkan Persik Kediri dan digantikan oleh Daniel Rukito hingga 2007. Meski baru dua tahun, Daniel juga mengukir sejarah bagi Persik Kediri dengan membawa Persik Juara Liga XII/2006.
Menghadapi Liga Super, Persik menjajal pelatih asing asal Muldova yang sudah cukup dikenal yaitu Arcan Iurie (mantan pelatih Persib Bandung dan Persija) itupun baru separuh kompetisi, lalu Persik di bawah kendali Aji Santoso hingga akhir ISL 2008 dan membuat Persik masuk 5 besar (peringkat 4 ISL 2008). Memasuki ISL 2009/2010 Persik dirancang oleh Gusnul Yakin sebagai Ketua Umum baru menggantikan HA Maschut menjadi Dr. Samsul Ashar Sp.PD yang juga terpilih sebagai walikota pada Pilkada 2008.
Saat ditangani oleh Iwan Budianto dan Jaya Hartono, Macan Putih mulai bangkit dan mampu menjuarai kompetisi Divisi I PSSI 2002. Sekaligus mengantarkan Persik Kediri ke puncak kompetisi saat itu pada Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2003.
Pertunjukan
- Liga Indonesia
- 1999/2000 – Divisi II, Juara (promosi ke Divisi Satu Liga Indonesia)
- 2002 – Juara Divisi Pertama (promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia)
- 2003 – Juara Divisi Pertama
- 2006 – Juara Divisi Pertama
- 2013 – Peringkat ketiga di Divisi Utama (promosi ke Liga Super Indonesia)
- Liga Champions AFC
- 2004: Babak penyisihan grup
- 2007: Juara
- Piala Gubernur Jawa Timur
- Juara Piala Gubernur Jawa Timur 2002
- Juara Piala Gubernur Jawa Timur 2005
- Juara Piala Gubernur Jawa Timur 2006
- Juara Piala Gubernur Jawa Timur 2008
- Juara Piala Gubernur Jawa Timur 2015